Rumah maya Readinc

Just another WordPress.com weblog

RESENSI BUKU : SAINS HARRY POTTER

Posted by readinc pada Juli 6, 2008

Judul Buku : SAINS HARRY POTTER

Pengarang : Roger Highfield

Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)

Tahun terbit : juli 2006 (buku asli © 2002 )

Tebal : 376 halaman

ISBN : 979-91-0048-8

 

Di suatu Minggu siang, Saya sedang berjalan-jalan di salah satu mall yang ada di Jakarta. Seperti biasa, tempat favorit yang selalu saya kunjungi adalah toko buku. Saat itu, Saya ingat untuk mengecek buku-buku baru apa yang terbit belakangan itu. Ketika menyusuri jajaran rak buku-buku baru tersebut, mata saya tertumbuk pada sebuah buku. Bukan cover sederhananya yang menarik perhatian Saya. Justru judulnya lah yang menggelitik rasa ingin tahu saya, ” SAINS HARRY POTTER”. Sebagai seorang yang bergelut dalam dunia sains dan tak pernah melewatkan satu seri pun buku-buku Harry Potter, tentu saja judul tersebut amat menggoda saya. Kebimbangan segera melanda hati saya, sebagaimana kebimbangan seorang pegawai bergaji pas-pasan yang melihat hal yang diingininya pada akhir bulan. Namun akhirnya saya menyerah pada godaan itu dan melayanglah sudah selembar 50 ribuan dari kantong. Saya sadar bahwa faktor judul inilah yang mendorong keputusan saya untuk membeli buku tersebut. Saya jadi curiga, jangan-jangan penulisnya memang sengaja memasang  judul itu untuk menarik perhatian terhadap bukunya. Andaikan begitu, saya tidak menyalahkannya. Buku memang seharusnya menarik sejak awalnya. Lagipula, penggemar berat Harry Potter mana yang melewatkan kesempatan untuk mengetahui bahwa dunia sang jagoan ternyata bisa dijelaskan secara logis melalui sains, sebagaimana tagline buku ini, ”Menjelaskan Sihir dengan Sains”.

 

KESAN PERTAMA BEGITU MENGGODA, SELANJUTNYA…….

 

Sayangnya, semangat menggebu saat membeli buku ini sempat digerus oleh kesibukan pekerjaan. Baru sebulan kemudian saya mulai membaca buku setebal 376 halaman ini. Hal pertama yang saya perhatikan saat membuka buku ini adalah ukuran font-nya yang cukup kecil. Dengan tulisan seperti itu, jumlah halaman yang cukup tebal dan materi yang sedikit membuat kening berkerut, Saya jadi yakin teman saya yang bukan orang sains akan sedikit kehilangan minat begitu membuka halaman buku yang penuh dengan tulisan ini.

Namun, Saya harus menghormati latar belakang sang penulis menyusun buku ini.”Saya suka buku-buku Harry Potter, tetapi mungkin alasannya tidak sama dengan kamu. Buat saya, semua guna-guna, mantra, kutukan, dan sihir lainnya dalam karangan J.K. Rowling yang mengagumkan itu sepertinya merupakan tantangan bagi sains modern”, itulah komentar pertama Roger Highfield, si Penulis pada bagian awal buku. Sebagai seseorang yang pernah belajar sains, Saya bisa memahami sepenuhnya alasan editor sains harian The Daily Telegraph ini. Sudah sejak lama kita tahu betapa sains tumbuh dan terinspirasi oleh imajinasi manusia.

Lebih jauh lagi, buku ini mengajak pembacanya untuk menelusuri bagian-bagian dari dunia ajaib Harry Potter. Dengan lincahnya, si penulis menghubungkan dunia ajaib tersebut dengan dunia nyata melalui berbagai perkembangan sains mutakhir, baik yang sedang maupun yang akan dilakukan oleh para ilmuwan, yang disebutnya sebagai sihir dunia nyata. Saya tidak heran melihat begitu luas wawasan sang Doktor ini sehingga mampu membawa pembaca untuk melongok ke berbagai hasil penelitian ”penyihir-penyihir” zaman modern terkini. Cakupan sains yang ada di buku ini cukup luas, dari penelitian genetika hingga fisika kuantum, dari astronomi hingga psikologi modern. Hebatnya, semua itu masih bisa dikaitkan dengan berbagai keajaiban dunia ciptaan J.K Rowling. Siapa sangka, sapu ajaib bisa terkait dengan riset mutakhir tentang antigravitasi dan Fluffy, anjing monster berkepala tiga ternyata bisa saja tiba-tiba meloncat ke pekarangan rumah kita berkat perkembangan ilmu genetika yang menakjubkan sekaligus mengkhawatirkan.

Untuk membangun jembatan penghubung antara dunia imajinasi Harry Potter dengan sains, Highfield tidak sembarangan menulis. Berbagai teori dan referensi dibeberkan secara gamblang dan meyakinkan, sehingga Saya bisa membayangkan suatu saat nanti permainan Quidditch yang jadi favorit Harry Potter benar-benar bisa dimainkan, tentunya dengan beberapa modifikasi. Saya juga harus mengakui bahwa penjelasan dalam buku ini membuat saya sedikit khawatir pada perkembangan dunia genetika yang memungkinkan kepala Voldemort muncul dari belakang kepala saya, layaknya kepala Profesor Quirrel yang ditumpangi sang pangeran kegelapan yang namanya tak boleh disebut itu. Saya juga agak sedikit tersenyum saat membaca salah satu judul bagian dari buku ini yang cukup menggelitik, “Cara Membuat Hagrid”. Well, ternyata Hagrid juga bisa dibuat ?!

 

SKEPTISME SANG ILMUWAN

 

Dunia Harry Potter jelas dunia ajaib, dan bagi sebagian kebanyakan orang, dunia sains ternyata juga tak kalah ajaibnya. Saya kira itulah yang ingin ditunjukkan Roger Highfield melalui bukunya ini. Dengan keluasan wawasan dan keluwesan bertutur, penulisnya cukup mampu menuntun pembaca dalam suatu tur mengunjungi dunia ajaib ilmu pengetahuan. Menurut saya, si penulis cukup mampu menterjemahkan bahasa “membosankan” yang ada di laporan-laporan ilmiah ke dalam suatu tulisan popular yang lebih “lunak” dan lebih bisa dipahami orang awam. Saya acungkan jempol atas usaha sang penulis untuk membuat dunia sains yang biasanya “menyeramkan” menjadi dunia yang “menakjubkan”, atau paling tidak kesan “seram”-nya menjadi sedikit lebih “lembut”.

Hal lain yang saya temui dari buku ini adalah pandangan skeptis seorang ilmuwan tentang keajaiban dalam arti yang diharapkan oleh penggemar dunia ajaib harry potter pada umumnya. Meski penulisnya mengakui ketertarikannya pada kisah Harry, jangan terlalu mengharapkan untuk mendapatkan justifikasi bahwa penyihir itu memang ada dan mampu menghadirkan berbagai makanan lezat hanya dengan ayunan tongkat ajaib. Tulisan dalam buku ini benar-benar seperti yang bisa diharapkan dari seorang ilmuwan, rasional dan logis. Jangan heran bila menjumpai banyak keterangan yang menyatakan bahwa  penyihir, roh, hantu, fenomena kerasukan dan berbagai hal irasional lainnya hanyalah khayalan otak manusia belaka. Parahnya, agama dianggap sebagai salah satu diantara hal irasional tersebut, meski disebutkan secara implisit. Saya kira ini adalah suatu hal yang biasa kita jumpai dari para ilmuwan barat yang seringkali terjebak dalam sekulerisme. Bagi mereka, agama adalah urusan yang terpisah dari urusan rasional. Agama tak lebih dari buah khayalan manusia yang hanya hidup dalam keyakinan manusia. Prinsip ilmuwan jelas, hal yang tak dapat dibuktikan secara ilmiah berarti hanyalah khayalan belaka. Tak ada yang bisa membuktikan Tuhan melalui suatu penelitian ilmiah, jadi kemungkinan terburuk dalam pandangan skeptik para ilmuwan barat tersebut, Tuhan jangan-jangan juga karangan pemikiran manusia. Kalaupun ada suatu keajaiban yang terjadi di dunia, bagi mereka itu bisa saja tak lebih dari suatu masalah probabilitas. Saya kira fenomena rasionalisasi segala sesuatu seperti ini sering terjadi di kalangan ilmuwan, walau mereka sadar akan keterbatasan pikiran mereka. Hal ini lah yang kemudian mendorong mereka untuk menafikan agama, meski itu tak berarti mereka tak beragama. Sekulerisme memang hal yang sering menghantui kalangan ilmuwan yang mengagungkan rasionalitas dan menjadikan ilmu pengetahuan sebagai agama mereka. Saya sendiri adalah orang yang hidup dalam dunia ilmu pengetahuan, tapi saya beruntung hidup dalam lingkungan yang menyadari bahwa ada banyak hal yang berada jauh di luar batas kemampuan pikiran manusia. Walau saya bukan termasuk orang yang percaya pada keberadaan dunia penyihir Harry Potter, tapi saya pribadi tak begitu setuju dengan pandangan sekulerisme penulis buku ini. Namun, itu bukan alasan bagi saya untuk mencampakkan buku ini. Buku ini tetap sangat bermanfaat, terutama untuk menunjukkan betapa ajaibnya dunia ilmu pengetahuan. Buku ini akan selalu mengingatkan pada saya optimisme akan berkembangnya ilmu pengetahuan manusia. Dan meski saya agak keberatan dengan beberapa kata-katanya, Saya menjumpai optimisme itu dalam sitiran pernyataan Sir James Frazer, ”….. Dalam telaah terkini, sihir, agama dan sains tidak lain hanyalah teori pemikiran belaka; dan sebagaimana sains telah menggusur pendahulunya, mungkin saja setelah ini sains itu sendiri akan digantikan oleh hipotesis lain yang lebih sempurna.”. Semoga sains terus berkembang dan menebarkan keajaibannya di muka bumi ini. Saya harap itu juga menjadi harapan anda, para pembaca ”SAINS HARRY POTTER”.

 

By : Farisol – ReadincCrew

Note : Tulisan ini juga ada di Blog Pribadi : Farisol.wordpress.com

Tinggalkan komentar